Selasa, 05 April 2011

PRESTASI BELAJAR



1.      Pengertian prestasi belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu ”Prestasi” dan ”belajar”. Meskipun demikian kedua kata tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Beberapa ahli sepakat bahwa ‘prestasi’ adalah hasil dari suatu kegiatan. Dimana hasil yang dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau nilai. Dibawah ini merupakan pendapat para ahli dalam memahami kata ‘prestasi’ yaitu:

a.    WJS Poerdarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya).
b.    Mas’ud Khasan Abu Qodar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
c.    Nasrun Harahap dan kawan-kawan memberi pengertian prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.[1]
Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah  hasil yang dicapai dari suatu kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang telah dilalui. Dimana didalam pendidikan, prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang didapat serta penguasaan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sehingga prestasi dapat diukur dengan nilai yang di dapat dari pengadaan tes maupun evaluasi belajar.
Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli antara lain adalah :
a.       Hitzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku organisme tersebut.
b.      Chaplin berpendapat bahwa belajar merupakan perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
c.       Barlow, mengemukakan bahwa perubahan itu terjadi pada bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan sifat perubahan yang terjadi pada bidang-bidang tersebut tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang dialami.[2]
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari pengalaman seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.
Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh siswa dalam bentuk angka yang bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kata prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.
2.        Macam-Macam Prestasi Belajar
Macam-macam prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai tingkatan keberhasilan siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan taraf pencapaian prestasi.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar mengemukakan :
“pada prinsipnya, pengembangan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”.[3]
Dengan demikian prestasi belajar di bagi ke dalam tiga macam prestasi diantaranya:
a.       Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta)
Prestasi yang bersifat kognitif yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisis (pemerikasaan dan penilaian secara teliti), sisntesis (membuat paduan baru dan utuh).

b.      Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa)
Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan). Misalnya seorang siswa dapat menunjukkan sikap menerima atau menolak terhadap suatu pernyataan dari permasalahan atau mungkin siswa menunjukkan sikap berpartisipasi dalam hal yang dianggap baik dan lain-lain.

c.       Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa)
Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu: ketrampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal. Misalnya siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang tua, maka si anak mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi  belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Makmun dalam buku Mulyasa mengemukakan komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah:[4]
a.       Masukan mentah menunjukkan pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran.
b.      Masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau sumber dan program.
c.       Masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah:
a.       faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, factor ini terdiri dari:
1)      Faktor fisiologis
a.       Kondisi fisik, yang mana pada umumnya kondisi fisik mempengaruhi kehidupan seseorang.
b.      Panca indra
2)      Faktor psikologis
Keadaan psikologis yang terganggu akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, adapun yang mempengaruhi faktor ini adalah:
a.       Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan.
b.      Minat, merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu.
c.       Bakat, menurut Zakiyah Darajat bakat adalah semacam perasaan dan keduniaan dilengkapi dengan adanya bakat salah satu metode berfikir.
d.      Motivasi, menurut Mc Donald motivasi sebagai sebagai sesuatu perubahan tenagadalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.
e.       Sikap, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dan merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.[5]

b.      Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi:
1)      Faktor lingkungan social
Faktor sosial menyangkut hubungan antara manusia yang terjadi dalam berbagai situasi social. Lingkungan social sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
2)      Faktor lingkungan non social
Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan non sosial seperti gedung, sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3)      Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat operasional yang direkayasa sedemikina rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam  upaya peningkatan  prestasi belajar antara lain:
a.       Keadaan Jasmani
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani yang sehat, karena belajar memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam keadaan sakit, kurang Gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan efektif.  
b.      Keadaan Sosial Emosional.
Peserta didik yang mengalami kegoncangan emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disukai temannya tidak dapat belajar dengan efektif, karena kondisi ini sangat mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.
c.       Keadaan lingkungan
Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang dari luar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran. Sebelum belajar harus tersedia cukup bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang diperlukan. 
d.      Memulai pelajaran
Memulai pelajaran hendaknya harus tepat pada waktunya, bila merasakan keengganan, atasi dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk memulai pelajaran tepat pada waktunya.
e.       Membagi pekerjaan
Sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga dicurahkan pada suatu tugas yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat untuk diselesaikan, sebaiknya untuk memulai pelajaran lebih dulu menentukan apa yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu. 
f.       Adakan kontrol
Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai. Hasil baik menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan menyiksa diri dan memerlukan latihan khusus.   
g.      Pupuk sikap optimis
Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi meningkat dan karena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan sesempurna, karena pekerjaan yang baik memupuk suasana kerja yang menggembirakan.
h.      Menggunakan waktu
Menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan waktu dengan efisien. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas yang khas.    
i.        Cara mempelajari buku
Sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh gambaran tentang buku dalam garis besarnya.
j.        Mempertinggi kecepatan membaca
Seorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak-banyaknya dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena itu harus diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi membaca sampai perguruan tinggi.
Selain faktor-faktor di atas, yang mempengaruhi prestasi  belajar adalah,  waktu dan  kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. Dengan demikian peserta didik yang memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang tinggi dari pada yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan untuk belajar.


[1] Saiful Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi guru (Surabaya: Usaha    Nasional, 1994), hlm. 20-21

[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT TRemaja Rosda Karya, 2004), hlm. 89-70

[3] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 89-70.

[4] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung:PT Remaja Rosda karya, 2005) hlm: 90

[5] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 152-154

2 komentar:

  1. Paddy Power Casino - Mapyro
    Paddy Power Casino. Paddy Power Casino. 바카라 사이트 에스뱅크 Paddy Power Casino. Paddy Power 충청북도 출장샵 Casino. Paddy Power Casino. Paddy Power Casino. Paddy Power Casino. 통영 출장안마 Paddy Power Casino. 광주 출장마사지 Paddy Power 영천 출장마사지

    BalasHapus